wanna be a writer and a famous pianist as soon as possible , I just wanna make them proud of me

Wednesday, August 13, 2014

Masih (akan)

Berusaha mencari inspirasi terkadang terlalu sulit.

Kamu terlalu jauh sudah. Terlalu susah tenggorokan ini untuk menahan jeritan namamu. Nama kamu sudah sangat jarang di terima oleh gendang telingaku.
Entah. Racun apa yang sudah kamu masukkan dalam tubuhku. Aku sudah terlalu kaku untuk bertemu denganmu. Jangankan untuk bicara, hanya sekadar tersenyum atau berjabat-tangan pun aku merasa canggung.
Kamu ingat tidak yang menjadi kebiasaan saat kecanggungan itu belum ada?
Apa kamu masih bisa mengingatnya? Atau.. Ingatanmu hanya tertuju pada apa yang ada dalam hidupmu sekarang? Yang baru menghampirimu itu? Iya? Baiklah. Tidak masalah buatku, hanya saja..aku takut kamu menghadapi keadaan dimana semuanya berbalik arah. Maksudku, karma memang tidak boleh kita yakini ada, tetapi, kebalikan untuk keadaan, masih berlaku 'kan? Faktapun begitu.
Pasti kamu berpikir aku jahat? Jahat karena aku seperti mendoakanmu untuk merasakan semua ini? Kamu salah besar. Walaupun kamu sekarang sudah tidak lagi dapat aku panggil, atau bahkan tidak lagi dapat menoleh ke arahku, aku tetap mendoakan semua yang terbaik buat kamu. Kalau yang terjadi adalah kamu menjadi aku di suatu saat, mungkin itu adalah hal terbaik.
Kedewasaan masih sangat di butuhkan, ternyata.
Dewasa dalam bersikap.
Dewasa dalam berpikir.

Aku tidak dapat berucap banyak jika aku berada tepat didepan kamu. Karena aku yang kamu kenal adalah seorang penulis yang sangat suka menulis dibandingkan berbicara. Bukankah itu julukan yang sering sekali kamu jadikan senjata untuk menjadi menyebalkan untukku?

Pertanyaan yang sangat ingin aku tanyakan langsung padamu adalah Apakah kamu sadar dengan semua kecanggungan yang ada sekarang ini? Apakah kamu ingin mengupas semua alasan dibalik semua itu? Apakah kamu ada sedikit niat untuk berusaha mencairkan semua kekakuan yang tercipta sekarang? Apakah kamu ada keinginan untuk mengembalikan semua kebiasaan yang sekarang menjadi satu kecanggungan?

Kamu tahu?
Aku masih (akan) tetap di tempat semula. Di tempat awal aku berdiri. Aku masih (akan) menjadi tempat yang siap kapan saja untuk kamu jadikan pelabuhan tangis yang mungkin akan kamu luapkan. Aku masih (akan) menjadi tempat singgah di saat kamu merasa kehilangan orang yang menghampirimu dalam waktu sesaat. Aku masih (akan) menjadi tempat yang seharusnya kamu cari saat kamu sudah sangat lelah dalam berjalan dan membutuhkan telinga untuk mendengar semua keluhan dalam setiap perjalananmu. Aku masih (akan) menjadi tempat yang menyimpan alat petunjuk arah yang siap kapan saja kamu perlukan.

No comments:

Post a Comment